Rabu, 09 Oktober 2013
Denyut nadi dan jantung
Denyut nadi atau jantung adalah jumlah detak jantung per menit. Denyut nadi dapat diukur di belakang lutut, kunci paha, leher, sisi atas atau bagian dalam kaki, pelipis, pergelangan tangan, atau di bagian arteri dekat kulit.
Pelaksanaan
Untuk mengukur denyut nadi di pergelangan tangan, tempatkan telunjuk dan jari tengah atas bawah pergelangan tangan secara berlawanan. Tekan datar dengan jari sampai Anda merasakan denyut nadi.
Untuk mengukur denyut nadi di leher, tempatkan telunjuk dan jari tengah di sisi jakun dengan lembut dan dalam hingga Anda menemukan area berongga. Tekan perlahan sampai Anda menemukan denyut nadi.
Jangan memeriksa denyut nadi di kedua sisi leher pada saat yang sama. Melakukan hal itu dapat memperlambat aliran darah ke kepala dan menyebabkan pingsan.
Obyek harus dalam posisi duduk atau berbaring. Arteri leher pada beberapa orang sangat sensitif terhadap tekanan. Pingsan dapat memperlambat denyut jantung.
Cara Menghitung
Setelah Anda menemukan denyut nadi, hitung jumlah denyut selama 1 menit penuh. Atau hitung denyut selama 30 detik dan kalikan 2.
Biasanya, jumlah denyut jantung akan berbeda sesuai dengan aktivitas dan kondisi kesehatan. Untuk mendapatkan jumlah atau tingkat jantung yang normal, lakukan istirahat setidaknya selama 10 menit sebelum memeriksa denyut.
Anda juga dapat memeriksa kondisi denyut jantung Anda saat berolahraga. Ini penting untuk mengetahui peningkatan kerja jantung saat beraktivitas berat.
Penting Dilakukan
Mengukur denyut nadi dapat memberikan informasi penting tentang kesehatan Anda. Setiap perubahan dari denyut jantung normal Anda dapat menunjukkan kondisi medis. Dalam situasi darurat, denyut nadi dapat membantu menentukan apakah jantung pasien memompa.
Denyut nadi yang cepat bisa saja sinyal dari infeksi atau dehidrasi. Pengukuran denyut nadi memiliki kegunaan lain juga. Selama atau segera setelah olahraga, denyut nadi memberikan informasi tentang tingkat kebugaran dan kesehatan Anda.
Denyut Jantung Normal
Berikut ini denyut jantung normal pada manusia sesuai dengan usianya:
Bayi 0 - 1 bulan = 70 - 190 denyut per menit.
Bayi 1 - 11 bulan = 80 - 160 denyut per menit.
Anak-anak 1 - 2 tahun = 80 - 130 denyut per menit.
Anak-anak 3 - 4 tahun = 80 - 120 denyut per menit.
Anak-anak 5 - 6 tahun = 75 - 115 denyut per menit.
Anak-anak 7 - 9 tahun = 70 - 110 denyut per menit.
Anak-anak 10 tahun, lebih tua, dan orang dewasa (termasuk manula): 60 - 100 denyut per menit.
Atlet terlatih = 40 - 60 denyut per menit.
Jumlah detak jantung orang dewasa :
A. LAKI-LAKI / PRIA
1. Sangat Baik
- Umur 20 s/d 29 Tahun : Kurang dari 60 kali permenit
- Umur 30 s/d 39 Tahun : Kurang dari 64 kali permenit
- Umur 40 s/d 49 Tahun : Kurang dari 66 kali permenit
- Umur 50 Tahun Ke Atas : Kurang dari 68 kali permenit
2. Baik - Umur 20 s/d 29 Tahun : Antara 60 s/d 69 kali permenit
- Umur 30 s/d 39 Tahun : Antara 65 s/d 71 kali permenit
- Umur 40 s/d 49 Tahun : Antara 66 s/d 73 kali permenit
- Umur 50 Tahun Ke Atas : Antara 68 s/d 75 kali permenit
3. Cukup
- Umur 20 s/d 29 Tahun : Antara 70 s/d 75 kali permenit
- Umur 30 s/d 39 Tahun : Antara 72 s/d 87 kali permenit
- Umur 40 s/d 49 Tahun : Antara 74 s/d 89 kali permenit
- Umur 50 Tahun Ke Atas : Antara 79 s/d 91 kali permenit
4. Kurang
- Umur 20 s/d 29 Tahun : Lebih dari 85 kali permenit
- Umur 30 s/d 39 Tahun : Lebih dari 87 kali permenit
- Umur 40 s/d 49 Tahun : Lebih dari 89 kali permenit
- Umur 50 Tahun Ke Atas : Lebih dari 91 kali permenit
B. PEREMPUAN / WANITA
1. Sangat Baik
- Usia 20 s/d 29 Tahun : Kurang dari 70 kali permenit
- Usia 30 s/d 39 Tahun : Kurang dari 72 kali permenit
- Usia 40 s/d 49 Tahun : Kurang dari 74 kali permenit
- Usia 50 Tahun Ke Atas : Kurang dari 76 kali permenit
2. Baik
- Usia 20 s/d 29 Tahun : Antara 70 s/d 77 kali permenit
- Usia 30 s/d 39 Tahun : Antara 72 s/d 79 kali permenit
- Usia 40 s/d 49 Tahun : Antara 74 s/d 81 kali permenit
- Usia 50 Tahun Ke Atas : Antara 76 s/d 83 kali permenit
3. Cukup
- Usia 20 s/d 29 Tahun : Antara 78 s/d 94 kali permenit
- Usia 30 s/d 39 Tahun : Antara 80 s/d 96 kali permenit
- Usia 40 s/d 49 Tahun : Antara 82 s/d 98 kali permenit
- Usia 50 Tahun Ke Atas : Antara 84 s/d 100 kali permenit
4. Kurang
- Usia 20 s/d 29 Tahun : Lebih dari 94 kali permenit
- Usia 30 s/d 39 Tahun : Lebih dari 96 kali permenit
- Usia 40 s/d 49 Tahun : Lebih dari 98 kali permenit
- Usia 50 Tahun Ke Atas : Lebih dari 100 kali permenit
Jika hasil perhitungan denyut jantung Anda kurang atau melebihi dari angka di atas, berarti ada masalah. Bicaralah dengan penyedia layanan kesehatan tentang hal ini. Juga bahas mengenai tingkat jantung yang berada di bawah nilai normal (bradycardia).
Periksakan juga ke dokter jika Anda merasakan denyut nadi yang sangat tegas (bounding pulsa) yang berlangsung selama lebih dari beberapa menit. Biasanya ini juga menandakan adanya masalah dalam kesehatan Anda.
Sedangkan untuk denyut jantung yang sulit ditemukan bisa jadi berarti adanya penyumbatan dalam arteri. Sumbatan ini sering terjadi pada orang dengan diabetes atau aterosklerosis dari kolesterol tinggi.
Pelaksanaan
Untuk mengukur denyut nadi di pergelangan tangan, tempatkan telunjuk dan jari tengah atas bawah pergelangan tangan secara berlawanan. Tekan datar dengan jari sampai Anda merasakan denyut nadi.
Untuk mengukur denyut nadi di leher, tempatkan telunjuk dan jari tengah di sisi jakun dengan lembut dan dalam hingga Anda menemukan area berongga. Tekan perlahan sampai Anda menemukan denyut nadi.
Jangan memeriksa denyut nadi di kedua sisi leher pada saat yang sama. Melakukan hal itu dapat memperlambat aliran darah ke kepala dan menyebabkan pingsan.
Obyek harus dalam posisi duduk atau berbaring. Arteri leher pada beberapa orang sangat sensitif terhadap tekanan. Pingsan dapat memperlambat denyut jantung.
Cara Menghitung
Setelah Anda menemukan denyut nadi, hitung jumlah denyut selama 1 menit penuh. Atau hitung denyut selama 30 detik dan kalikan 2.
Biasanya, jumlah denyut jantung akan berbeda sesuai dengan aktivitas dan kondisi kesehatan. Untuk mendapatkan jumlah atau tingkat jantung yang normal, lakukan istirahat setidaknya selama 10 menit sebelum memeriksa denyut.
Anda juga dapat memeriksa kondisi denyut jantung Anda saat berolahraga. Ini penting untuk mengetahui peningkatan kerja jantung saat beraktivitas berat.
Penting Dilakukan
Mengukur denyut nadi dapat memberikan informasi penting tentang kesehatan Anda. Setiap perubahan dari denyut jantung normal Anda dapat menunjukkan kondisi medis. Dalam situasi darurat, denyut nadi dapat membantu menentukan apakah jantung pasien memompa.
Denyut nadi yang cepat bisa saja sinyal dari infeksi atau dehidrasi. Pengukuran denyut nadi memiliki kegunaan lain juga. Selama atau segera setelah olahraga, denyut nadi memberikan informasi tentang tingkat kebugaran dan kesehatan Anda.
Denyut Jantung Normal
Berikut ini denyut jantung normal pada manusia sesuai dengan usianya:
Bayi 0 - 1 bulan = 70 - 190 denyut per menit.
Bayi 1 - 11 bulan = 80 - 160 denyut per menit.
Anak-anak 1 - 2 tahun = 80 - 130 denyut per menit.
Anak-anak 3 - 4 tahun = 80 - 120 denyut per menit.
Anak-anak 5 - 6 tahun = 75 - 115 denyut per menit.
Anak-anak 7 - 9 tahun = 70 - 110 denyut per menit.
Anak-anak 10 tahun, lebih tua, dan orang dewasa (termasuk manula): 60 - 100 denyut per menit.
Atlet terlatih = 40 - 60 denyut per menit.
Jumlah detak jantung orang dewasa :
A. LAKI-LAKI / PRIA
1. Sangat Baik
- Umur 20 s/d 29 Tahun : Kurang dari 60 kali permenit
- Umur 30 s/d 39 Tahun : Kurang dari 64 kali permenit
- Umur 40 s/d 49 Tahun : Kurang dari 66 kali permenit
- Umur 50 Tahun Ke Atas : Kurang dari 68 kali permenit
2. Baik - Umur 20 s/d 29 Tahun : Antara 60 s/d 69 kali permenit
- Umur 30 s/d 39 Tahun : Antara 65 s/d 71 kali permenit
- Umur 40 s/d 49 Tahun : Antara 66 s/d 73 kali permenit
- Umur 50 Tahun Ke Atas : Antara 68 s/d 75 kali permenit
3. Cukup
- Umur 20 s/d 29 Tahun : Antara 70 s/d 75 kali permenit
- Umur 30 s/d 39 Tahun : Antara 72 s/d 87 kali permenit
- Umur 40 s/d 49 Tahun : Antara 74 s/d 89 kali permenit
- Umur 50 Tahun Ke Atas : Antara 79 s/d 91 kali permenit
4. Kurang
- Umur 20 s/d 29 Tahun : Lebih dari 85 kali permenit
- Umur 30 s/d 39 Tahun : Lebih dari 87 kali permenit
- Umur 40 s/d 49 Tahun : Lebih dari 89 kali permenit
- Umur 50 Tahun Ke Atas : Lebih dari 91 kali permenit
B. PEREMPUAN / WANITA
1. Sangat Baik
- Usia 20 s/d 29 Tahun : Kurang dari 70 kali permenit
- Usia 30 s/d 39 Tahun : Kurang dari 72 kali permenit
- Usia 40 s/d 49 Tahun : Kurang dari 74 kali permenit
- Usia 50 Tahun Ke Atas : Kurang dari 76 kali permenit
2. Baik
- Usia 20 s/d 29 Tahun : Antara 70 s/d 77 kali permenit
- Usia 30 s/d 39 Tahun : Antara 72 s/d 79 kali permenit
- Usia 40 s/d 49 Tahun : Antara 74 s/d 81 kali permenit
- Usia 50 Tahun Ke Atas : Antara 76 s/d 83 kali permenit
3. Cukup
- Usia 20 s/d 29 Tahun : Antara 78 s/d 94 kali permenit
- Usia 30 s/d 39 Tahun : Antara 80 s/d 96 kali permenit
- Usia 40 s/d 49 Tahun : Antara 82 s/d 98 kali permenit
- Usia 50 Tahun Ke Atas : Antara 84 s/d 100 kali permenit
4. Kurang
- Usia 20 s/d 29 Tahun : Lebih dari 94 kali permenit
- Usia 30 s/d 39 Tahun : Lebih dari 96 kali permenit
- Usia 40 s/d 49 Tahun : Lebih dari 98 kali permenit
- Usia 50 Tahun Ke Atas : Lebih dari 100 kali permenit
Jika hasil perhitungan denyut jantung Anda kurang atau melebihi dari angka di atas, berarti ada masalah. Bicaralah dengan penyedia layanan kesehatan tentang hal ini. Juga bahas mengenai tingkat jantung yang berada di bawah nilai normal (bradycardia).
Periksakan juga ke dokter jika Anda merasakan denyut nadi yang sangat tegas (bounding pulsa) yang berlangsung selama lebih dari beberapa menit. Biasanya ini juga menandakan adanya masalah dalam kesehatan Anda.
Sedangkan untuk denyut jantung yang sulit ditemukan bisa jadi berarti adanya penyumbatan dalam arteri. Sumbatan ini sering terjadi pada orang dengan diabetes atau aterosklerosis dari kolesterol tinggi.
Selasa, 08 Oktober 2013
PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN ( P3K )
Selasa, Oktober 08, 2013
MATERI, pertolongan pertama (PP), PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN ( P3K )
No comments
PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN ( P3K )
Pengertian
Pemberian pertolongan segera kepada penderita sakit atau cidera/ keadaan yang memerlukan penanganan medis dasar ( Tindakan perawatan berdasarkan ilmu kedokteran yang dapat dimiliki oleh orang awam atau orang awam yang terlatih secara khusus ).
Pelaku Pertolongan Pertama
Penolong yang pertama kali tiba di tempat kejadian, yang memiliki kemampuan dan terlatih dalam penanganan medis dasar.
Tujuan Pertolongan Pertama
1. Menyelamatkan jiwa penderita
2. Mencegah cacat atau cedera bertambah parah
3. Memberikan rasa nyaman dan menunjang proses penyembuhan
Kualifikasi Pelaku Pertolongan Pertama:
a. Jujur dan bertanggung jawab
b. Berlaku profesional
c. Kematangan emosi
d. Kemampuan bersosialisasi
e. Kemampuan nyata terukur sesuai sertifikasi
f. Kondisi fisik baik
g. Mempunyai rasa bangga
Sikap yang harus diperhatikan saat anda menolong:
· Jangan panik
· Ketahui keadaan disekelilingmu, apakah aman atau tidak
· Tenangkan korban
· Tangani korban
· Antar korban ke fasilitas kesehatan terdekat
Peralatan Dasar Pelaku Pertolongan Pertama
Peralatan dasar yang menjadi peralatan perlindungan diri ( APD ) dan peralatan minimal yang diperlukan pelaku pertolongan pertama dalam melakukan tugasnya. Dan untuk mencegah, melindungi penolong dari penyakit yang menular seperti: Hepatitis, TBC, HIV/ AIDS dan luka.
Contoh APD antara lain:
· Sarung tangan latex
· Kacamata pelindung medis
· Baju pelindung medis
· Masker penolong
· Masker resusitasi
· Helm
Contoh Peralatan Pertolongan Pertama:
a) Penutup Luka · Kassa steril · Bantalan kassa b) Pembalut
· Pembalut gulung/ pita · Pembalut segitiga/ mitella · Pembalut tabung/ tubuler
c) Cairan Antiseptik
· Alkohol 70% · Povidone iodone 10% d) Cairan Pencuci Mata
· Boorwater · Betadine
e) Peralatan Stabilisasi
· Bidai
· Papan spinal panjang
· Papan spinal pendek
f) Gunting
g) Pinset
h) Senter
i) Kapas
j) Selimut
k) Kartu penderita
l) Alat tulis
m) Oksigen
n) Tensimeter dan Stetoskop
Tensimeter Stetoskop o) Tandu
ANATOMI DAN FAAL DASAR
Anatomi ( Susunan Tubuh )
Ilmu yang mempelajari susunan tubuh dan bentuk tubuh atau ilmu urai. Faal Tubuh ( Fisiologi )
Ilmu yang mempelajari faal ( fungsi ) bagian dari alat atau jaringan tubuh. Posisi Anatomis
Dibagi menjadi 3 bidang khayal yang dipakai untuk membagi tubuh menjadi 2 bagian masing-masing:
1. Bidang Medial
2. Bidang Frontal
3. Bidang Transversal
Bagian Tubuh
Tubuh manusia dikelilingi oleh kulit dan diperkuat oleh rangka. Secara garis besar, tubuh manusia dibagi menjadi:
1. Kepala terdiri dari: tengkorak, wajah, dan rahang bawah
2. Leher
3. Batang tubuh terdiri dari: dada, perut, punggung, dan panggul
4. Anggota gerak atas terdiri dari: sendi bahu, lengan atas, lengan bawah pergelangan tangan dan tangan
5. Anggota gerak bawah terdiri dari: sendi panggul, tungkai atas, lutut tungkai bawah, pergelangan kaki dan kaki.
Rongga Tubuh terdiri dari:
1. Rongga Tengkorak
2. Rongga Tulang Belakang
3. Rongga Dada
4. Rongga Perut
5. Rongga Panggul
Pembagian Rongga Perut ( Abdomen )
1. Kwadran kanan atas berisi: hati, kandung empedu, pancreas dan usus
2. Kwadran kiri atas berisi: lambung, limpa dan usus
3. Kwadran kanan bawah berisi: terutama organ usus termasuk usus buntu
4. Kwadran kiri bawah berisi: terutama usus
BEBERAPA SISTEM PADA TUBUH MANUSIA:
1. Sistem Rangka ( Skelekton )
a. Klasifikasi Tulang:
· Tulang pipa contoh: tulang paha dan lengan atas
· Tulang pendek contoh: tulang jari
· Tulang pipih contoh: tulangrusuk
· Tulang tak berurutan contoh: tulang pergelangan tangan
· Tulang sesamoid contoh: tulang tengkorak
b. Pembagian Sistem Rangka:
· Tulang kepala
· Rangka dada
· Tulang belakang dan panggul
· Tulang anggota gerak atas
· Tulang anggota gerak bawah
c. Susunan Rangka:
· Tengkorak otak
· Tengkorak wajah
· Tulang belakang
· Rangka dada
· Tulang panggul
· Anggota gerak atas
· Anggota gerak bawah
d. Fungsi Kerangka:
· Menopang bagian tubuh
· Melindungi organ tubuh
· Tempat melekat otot dan pergerakan tubuh
· Member bentuk bangunan tubuh
2. Sistem Otot ( Muskularis )
Pengertian
Suatu organ yang memungkinkan tubuh dapat bergerak. Terdiri dari sekitar 600 otot yang digolongkan menjadi:
· Otot rangka ( otot serat lintang, otot lurik )
· Otot polos
· Otot jantung
Fungsi tonus otot:
· Memelihara sikap perut dan posisi tubuh
· Menahan rongga perut oleh otot-otot perut
· Menahan tekanan darah oleh otot-otot dinding pembuluh darah
Bagian otot:
· Kepala otot
· Empal otot
· Ekor otot
3. Sistem Pernapasan ( Respirasi )
Pengertian
Semua yang berhubungan dengan proses pernapasan dalam (pertukaran gas yang terjadi di dalam jaringan ) maupun luar ( pertukaran gas oksigen dan karbondioksida di dalam paru-paru )
Susunan:
· Saluran pernapasan atas
· Saluran pernapasan bawah
· Paru-paru
· Otot-otot pernapasan
· Alveoli
· Otak
Fungsi:
· Mengambil oksigen untuk diedarkan ke seluruh tubuh
· Mengeluarkan karbondioksida
· Menghangatkan dan melembabkan udara ( hidung )
Cara pernapasan:
· Pernapasan dada:ketika bernapas rangka dada bergerak membesar
· Pernapasan perut:ketika bernapas, sekat rongga dada bergerak turun naik dipacu oleh perubahan dalam perut
4. Sistem Peredaran Darah ( Sirkulasi )
Sistem peredaran darah terdiri dari:
· Jantung
· Pembuluh darah
· Darah dan komponennya
· Saluran limfe
Pembuluh darah dibagi 3:
· Pembuluh darah nadi( Arteri )
· Pembuluh darah balik( Vena )
· Pembuluh darah rambut( Kapiler )
Fungsi darah: · Alat pengangkut O2 dan CO2 · Pertahanan tubuh · Mengedarkan panas ke seluruh tubuh · Membantu membedakan darah bila terjadi luka Komposisi darah:
· Air 9%
· Protein 3%
· Mineral 0,9%
· Bahan organic 0,1%
Jumlah darah dalam tubiuh berkisar kurang lebih13X berta badan atau sekitar 8%
Peredaran darah dibagi 2:
· Peredaran darah kecil: jantung-paru-paru-karbondioksida-jantung
· Peredaran darah besar: jantung-pembuluh nadi-seluruh tubuh-pembuluh balik-jantung
5. Sistem Saraf ( Nervus )
Pengertian
Organ yang berfungsi untuk melakukan koordinasi dan kerjasama dengan bagian tubuh
Pembagian sistem saraf:
· Susunan saraf pusat
· Susunan saraf tepiv
Fungsi:
a) Sensorik: menerima rangsangan dilakukan oleh panca indera
b) Motorik: mengatur tubuh bergerak, integrasi, mengendalikan sistem lain tubuh, mengatur kesadaran, ingatan, bahasa dan emosi
6. Sistem Pencernaan ( Digenstif )
Pengertian
Saluran yang menerima makanan dari luar untuk diserap oleh tubuh dengan jalan dicerna dengan bantuan enzim dan zat cair dari mulut sampai anus.
Organ getah pencernaan:
· Kelenjar ludah
· Kelenjar getah lambung
· Kelenjar hati
· Kelenjar pancreas
· Kelenjer getah usus
Fungsi
Alat pencernaan harus mengolah makanan menjadi zat gizi yang kemudian dapat diserap ke dalam darah.
7. Sistem Kelenjar Buntu ( Endokrin )
Pengertian
Kelenjar yang mengirimkan hasil sekresinya ke dalam darah dalam jaringan kelenjar tanpa melalui saluran dan hasil sekresi iini disebut hormon.
Organ endokrin:
· Kelenjar hipofise
· Kelenjar tiroid dan para tiroid
· Kelenjar supraneral
· Kelenjar timus
· Kelenjar pinealis
· Kelenjar kelamin
Fungsi:
· Mengahsilkan hormone
· Mengendalikan kerja kelenjar tubuh
· Merangsang kerja kelenjar tubuh
· Merangsang pertumbuhan jaringan
· mengatur metabolisme
8. Sistem Kemih ( Urinaria )
Pengertian
Proses penyaringan darah untuk menyerap zat yang digunakan tubuh dan membebaskan dari zat yang tidak digunakan tubuh.
Susunan:
· Ginjal
· Ureter
· Kandung kemih
· Uretra
9. Kulit
Pengertian
Lapisan jaringan pada bagian luar yang menutupi dan melindungi permukaan tubuh.
Susunan:
· Lapisan kulit ari
· Lapisan kulit jangat
· Lapisan bawah kulit
Fungsi:
· Mencegah cidera
· Perlindungan terhadap mikroorganisme
· Mempertahankan suhu tubuh
· Mengatur keseimbangan cairan
· Alat indera: raba, tekanan, suhhu dan nyeri
10. Panca Indera
Pengertian
Organ untuk menerima jenis rangsangan tertentu.
Macam-macam panca indera:
· Indera penglihatan( mata )
· Indera pendengaran( telinga )
· Indera penciuman( hidung )
· Indera pengecap( mulut )
· Indera peraba( kulit )
11. Sistem Reproduksi
Pengertian
organ reproduksi membentuk traktus genitalia yang berhubungan dengan urinarius
PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K)
Langkah-langkah dasar
Jangan pindahkan atau ubah posisi orang yang terluka, terutama bila luka-lukanya terjadi karena jatuh, jatuh dari ketinggian dengan keras atau kekerasan lain. Pindahkan atau ubah posisi penderita hanya apabila tindakan anda adalah untuk menyelamatkan dari bahaya lain. Bertindaklah dengan cepat apabila penderita mengalami pendarahan, kesulitan bernapas, luka bakar atau kejutan. Baringkan penderita, dan selimuti agar tetap hangat, tetapi jangan sampai terlalu panas. Apabila penderita muntah-muntah dan anda yakin bahwa tidak ada kemungkinan terdesak, hubungi dokter dan tanyakan langkah-langkah apa yang harus anda ambil sebelum dokter tiba di tempat si penderita. Periksalah keadaan penderita dengan teliti dan hati-hati, jangan melepas pakaian dari penderita luka bakar.
Jangan mencuci luka bakar tahap tiga (luka bakar tahap tiga adalah luka bakar yang telah merusak lapisan kulit yang terdalam). Segera balut luka dengan penutup steril. Jangan berikan cairan apapun kepada penderita yang pingsan atau setengah pingsan. Cairan dapat memasuki saluran pernapasan dan mengakibatkan kesulitan bernapas bagi penderita. Jangan mencoba menyadarkan orang yang pingsan dengan menampar wajahnya, menggoncang-goncangkan tubuhnya atau bahkan berteriak. Jangan berikan alkohol pada penderita yang mengalami luka parah.
Menghentikan Pendarahan
Hentikan pendarahan dengan cara menekan luka atau sekitar luka. Apabila luka terlalu lebar, mungkin anda harus menekan luka itu sendiri agar pendarahan segera terhenti. Tekan terus-menerus. Jangan melepas tekanan tiap sebentar hanya untuk melihat apakah pendarahan sudah berhenti. Kalau luka terdapat di kaki atau tangan, naikkan tangan atau kaki sehingga posisinya lebih tinggi dari kepala. Lakukan hal ini bila anda yakin tidak ada bahaya lain, karena ini akan mengurangi aliran darah. Apabila setelah diberikan tekanan pendarahan masih belum berhenti, mungkin nadi atau pembuluh darah balik terputus, tekan nadi yang di dekat luka, untuk menghentikan aliran darah dari jantung ke tempat lain.
Ø Apabila luka di sekitar telapak tangan dan jari-jari tangan, tekan nadi di pergelangan tangan.
Ø Apabila luka terdapat di lengan, tekankan tangan anda pada nadi di ketiak, tekan pada bagian belakang telapak tangan anda,
nadi yang terdapat di pangkal paha bagian depan agak ke bawah (selangkangan).
Ø Apabila luka terdapat di wajah, tekankan jari anda pada nadi di bawah rahang bawah.
Ø Apabila luka terdapat pada kulit bagian atas kepala, tekan nadi di samping kepala tepat di depan telinga.
Ø Apabila luka terdapat di leher atau kepala bagian belakang, tekan nadi di leher di bawah telinga.
Gunakan semacam sapu tangan yang diikatkan pada nadi dekat bagian yang luka adalah cara lain untuk menghentikan pendarahan. Untuk luka di lengan, gunakan sapu tangan dan lipat kira-kira selebar telapak tangan untuk mengikat lengan atas sedikit di bawah ketiak. Untuk luka di kaki, buat ikatan yang kuat sedikit di bawah pangkal paha. Ikatan sapu tangan ini hendaknya cukup kuat untuk menghentikan pendarahan. Lepas ikatan setiap sepuluh menit, selama satu menit. Jika pada saat dilepas tidak terjadi lagi pendarahan, jangan ikat lagi nadi tersebut.
Pernafasan Buatan Mulut ke Mulut
Singkirkan segala sesuatu yang mungkin mengganggu pernafasan penderita, misalnya makanan, gula-gula atau lumpur. Baringkan penderita dalam posisi terlentang. Buka mulut penderita dengan cara menguakkan rahangnya. Jaga agar selama dilakukan pernafasan buatan mulut selalu dalam keadaan terbuka. Tutup lubang hidung penderita. Tiup mulut penderita dan lepaskan mulut anda dari mulut penderita serta perhatikan apakah mulut penderita mengeluarkan kembali udara yang anda tiupkan. Jika tidak, periksa sekali lagi barangkali masih terdapat sesuatu yang menghalangi pernafasan di dalam mulut penderita. Untuk orang dewasa lakukan 12 tiupan selama satu menit, dan untuk anak-anak diperlukan 20 tiupan tiap menit.
Membantu Denyut Jantung
Lakukan pengurutan segera setelah jantung berhenti berdenyut. Letakkan kedua telapak tangan anda dalam posisi saling bertumpuk di bagian paling bawah dada penderita. Tekan dengan telapak tangan bawah sedalam kurang lebih 5 cm. Ulangi tekanan. Lakukan 60 tekanan dalam 1 menit.
Penderita Schok/Terkejut
Apabila seseorang mengalami schok, wajahnya akan tampak pucat, tubuhnya dingin dan berkeringat. Nafasnya memburu. Usahakan untuk membaringkan dan menempatkan kakinya pada posisi yang lebih tinggi daripada kepala, kecuali apabila terdapat luka di kepalanya. Selimuti tubuhnya agar hangat, tetapi jangan sampai terlalu panas untuknya. Berikan minuman tak beralkohol kepada penderita dengan menambahkan gula atau garam pada minuman tersebut, apabila penderita dalam keadaan benar-benar sadar. Ajaklah penderita bercakap-cakap atau bujuklah dengan kalimat-kalimat yang menyenangkan sambil menggenggam tangannya.
Tersedak Makanan
Berdirilah di belakang penderita dan peluklah pinggangnya dengan kedua tangan.biarkan kepala dan tubuh bagian atasnya menggantung kedepan.kepalakan salah satu tangan anda dan tekan kepala ini pada perut bagian atas,tepat dibawah tulang iga dan diatas pusat. Tarik kuat-kuat kepalkan tangan anda ke arah atas. Ulangi beberapa kali hingga makanan keluar dari tenggorokan penderita.
Bahan Kimia Atau Serangga Mengenai Mata
Baringkan korban dan tuangkan air kedalam matanya untuk menghilangkan bahan kimianya, kemudian kompreslah dengan kain kasa steril dan segera ke dokter. Jika serangga yang mengenai mata, ambillah dengan ujung saputangan bersih. Namun jika masih terasa tidak enak, Padahal benda asing tidak tampak, segeralah ke dokter. Jangan sekali-kali mengusap mata yang terkena bahan kimia atau serangga dengan tangan telanjang.
Digigit Binatang
Cucilah bekas gigitan dengan air yang mengalir,dan tangkaplah binatang yang mengigit korban untuk diperiksa, terutama anjing pembawa rabies. Bagian tubuh yang biasa terkena kejang antara lain : jari kaki, jari tangan, hidung dan kuping. Penyebab utamanya karena kedinginan. Adapun gejalanya, kulit pucat atau kebiruan dan mati rasa pada bagian tertentu. Untuk mengatasinya, selimuti korban dengan kain hangat dan usahakan tetap kering (sebaiknya di dalam ruangan tertutup. Kemudian berilah air hangat, dan jangan sekali-kali menggunakan botol berisi air panas atau mendekatkan korban dengan kompor pemanas karena dapat mengakibatkan luka bakar. Biarkan korban istirahat,dan jika terasa sakit segera bawa ke dokter.
Kemasukan Benda Di Hidung atau Telinga
Benda jangan didorong ke dalam, bila hendak mengeluarkannya.jangan mencoba mengeluarkan benda yang keras dan licin seperti kelereng. Namun bila bendanya empuk dan letaknya tidak terlalu dalam dapat dikeluarkan dengan pinset . Cara lain adalah dengan menyuruhnya bersin. Jika benda tetap bersarang, sebaiknya segera dibawa ke dokter.
Keracunan Berilah minum (air biasa,susu ,atau kelapa )sebanyak mungkin hingga korban bisa muntah, dan bawalah ke dokter. Meski demikian, tidak selalu korban muntah. Kram Panas
Orang yang bekerja di tempat panas, biasanya mengalami kram pada bagian tubuhnya. Untuk mencegahnya, usahakan agar mereka banyak minum air dingin yang diberi sedikit garam. Adapun gejala orang terkena kram panas, biasanya kaki dan punggung terasa kaku, serta sulit bernafas mengatasinya dengan memindahkan korban keruangan dingin dan berilah minum air dingin tambahkan sedikit garam sambil dipijat bagian tubuhnya yang kaku.
Luka Bakar
Berilah air dingin atau es ditempat yang terbakar, jika lukanya masih tahap pertama, hingga rasa sakit hilang. Jika lukanya sudah melepuh, lepaskan semua pakaiannya tutup dengan kain dingin hingga sakitnya hilang, kemudian bawa ke rumah sakit.
Luka Infeksi
Kompreslah dengan air garam panas, agar nanah segera keluar. Namun jika kelenjar di ketiak dan dan selangkangannya terasa sakit, segera bawa ke dokter karena infeksi sudah menjalar serius.
Luka Lecet dan Tersayat
Cucilah dengan air dan sabun, dan tutuplah luka dengan plester atau band aid, tensoplast. Namun jika luka besar, harus segera ditangani dokter.
Patah Tulang
Lindungilah agar dapat menyelamatkan korban dan luka yang lebih parah. Jangan mencoba mengangkat atau memindahkan badan korban jika belum mahir melakukannya. Jika tulang belakang yang patah, korban hanya boleh diusung dengan hati-hati dalam posisi terbaring di atas alas keras. Untuk patah tulang rahang, angkatlah rahang bawah hingga gigi atas dan bawah bersatu, lalu diikat dan dibawa ke dokter. Patah tulang selangka, balut seperti balutan ransel, dan segera bawa ke dokter. Adapun patah tulang tangan atau kaki, gunakan tongkat atau setumpuk Koran guna menyangga, dan balutlah sebelum memperoleh pertolongan dokter.
Pendarahan
Kompreslah luka dengan kain suci hama hingga pendarahan berhenti, atau angkatlah bagian tubuh yang luka lebih tinggi dari bagian tubuh lainnya. Untuk pendarahan berat, cepatlah tekan lukanya kuat-kuat dengan kain bersih, kemudian bersihkandan balut sebelum membawanya ke dokter.
Pingsan
Baringkan korban di tempat tidur atau di lantai, agar korban tidak melukai dirinya. Lepaskan baju yang melekat pada dirinya, letakkan kepala menghadap samping dan jangan letakkan benda kasar diantara giginya. Jika sawan tidak segera berhenti, segeralah ke dokter.
Sengatan Matahari
Hindarkan korban dari shock dan segera pindahkan ke ruangan dingin namun jangan sampai badannya terlalu kedinginan. Kalau mukanya nampak merah, letakkan kepalanya agak tinggi, dan sebaiknya kalau mukanya nampak pucat, letakkan kepalanya lebih rendah. Bila kulit menegang, gosoklah dengan salep anti sengatan matahari. Jika kulit panas sekali hingga melepuh, sebaiknya dirawat dokter.
Sengatan Serangga
Bekas sengatan lebah, biasanya berbahaya jika terpegang jari karena kemungkinan masih mengandung bisa. Sebaiknya menggunakan pinset. Bekas gigitan lebah, berilah salmiak atau ammonium untuk menghilangkan gatal dan mencegah bengkak. Namun jika bengkak telah muncul, kompreslah segera dengan es. Jika korban alergi terhadap sengatan serangga tertentu, segeralah meminta pertolongan dokter.
Schok
Schok biasanya terjadi bersamaan dengan kehilangan darah amat banyak, kesulitan pernapasan, terbakar dan lain-lainnya. Gejala penyakit ini dapat menyerang siapapun dan di manapun. Untuk schok karena aliran listrik, segeralah putuskan hubungan strum. Kemudian jauhkan korban dari aliran listrik tersebut, dan bantulah pernafasan dengan “bantuan mulut ke mulut”. Jika korban tampak kedinginan, berilah selimut. Sebaiknya jika kepanasan sinar matahari, lindungilah di tempat yang teduh.
Tenggelam
Jika mungkin, berilah korban bantuan nafas lewat mulutnya ketika masih dalam air, dan begitu keluar dari air. Bila perut korban nampak kembung, letakkan korban di atas perut dan tangan di bawah perutnya untuk mengangkat korban. Jika korban tidak bergerak, maka harus segera diberi bantuan nafas di rumah sakit, karena harus dilakukan oleh yang ahli.
Terkilir
Letakkan bagian tubuh terkilir lebih tinggi dari bagian tubuh lainnya, untuk mencegah pembengkakan dan pendarahan dari dalam, lalu segera meminta pertolongan ahli atau dokter. Khusus untuk lutut yang terkilir, segera bawa ke dokter, karena jika ditangani oleh yang kurang professional, akan berakibat buruk di kemudian hari.
Tertelan
Tidak perlu memberinya minuman atau makanan banyak atau bahkan obat murus untuk mencuci perut korban. Perhatikan, apakah benda tersebut telah ada pada kotoran yang dibuangnya. Namun bila muntah-muntah dan perutnya terasa sakit dan tertahan di leher, korban harus segera dibawa ke dokter.
Pencegahan Penyakit
Setiap orang dapat melakukan pencegahan penyakit terutama dengan memelihara kebersihan (sanitasi) lingkungan dan menu makanan. Sebab banyak kasus menunjukkan bahwa infeksi yang sering terjadi pada sistem pencernaan, ditularkan dari orang ke orang hanya karena yang tercemar sanitasi yang buruk dan makanan.
PEDOMAN P3K
P= Penolong mengamankan dirisendiri dahulu sebelum bertindak
A= Amankan korban dari gangguan sehingga bebas dari bahaya
T= Tandai tempat kejadian sehingga orang tahu ada kecelakaan
U= Usahakan menghubungi ambulan, dokter, Rumah sakit dan yang berwajib
T= Tindakan terhadap korban dalam urutan yang paling tepat.
Hal–hal yang harus diperhatikan si penolong
Ø Penolong harus dapat menilai situasi
Ø Penolong harus dapat mengenal kondisi korban dan prioritasnya
Ø Penolong harus segera memberi pertolongan sesuai keadaan korbanv Ø Penolong mengatur dan merencanakan transportasi
Ø Tindakan paling awal adalah membebaskan jalan nafas dan mempertahankan saluran pernafasan, bila pernafasan berhenti lakukan nafas buatan
PELAKSANAAN P3K
1.Periksa kesadaran
2.Periksa pernafasan
3.Periksa tanda-tanda perdarahan dan peredaran darah
4.Periksa keadaan lokal seperti, patah tulang, lukadsb.
5.Tanyakan pada korban apakah ada rasa nyeri,linu,sakit,luka, dll.
Pengertian
Pemberian pertolongan segera kepada penderita sakit atau cidera/ keadaan yang memerlukan penanganan medis dasar ( Tindakan perawatan berdasarkan ilmu kedokteran yang dapat dimiliki oleh orang awam atau orang awam yang terlatih secara khusus ).
Pelaku Pertolongan Pertama
Penolong yang pertama kali tiba di tempat kejadian, yang memiliki kemampuan dan terlatih dalam penanganan medis dasar.
Tujuan Pertolongan Pertama
1. Menyelamatkan jiwa penderita
2. Mencegah cacat atau cedera bertambah parah
3. Memberikan rasa nyaman dan menunjang proses penyembuhan
Kualifikasi Pelaku Pertolongan Pertama:
a. Jujur dan bertanggung jawab
b. Berlaku profesional
c. Kematangan emosi
d. Kemampuan bersosialisasi
e. Kemampuan nyata terukur sesuai sertifikasi
f. Kondisi fisik baik
g. Mempunyai rasa bangga
Sikap yang harus diperhatikan saat anda menolong:
· Jangan panik
· Ketahui keadaan disekelilingmu, apakah aman atau tidak
· Tenangkan korban
· Tangani korban
· Antar korban ke fasilitas kesehatan terdekat
Peralatan Dasar Pelaku Pertolongan Pertama
Peralatan dasar yang menjadi peralatan perlindungan diri ( APD ) dan peralatan minimal yang diperlukan pelaku pertolongan pertama dalam melakukan tugasnya. Dan untuk mencegah, melindungi penolong dari penyakit yang menular seperti: Hepatitis, TBC, HIV/ AIDS dan luka.
Contoh APD antara lain:
· Sarung tangan latex
· Kacamata pelindung medis
· Baju pelindung medis
· Masker penolong
· Masker resusitasi
· Helm
Contoh Peralatan Pertolongan Pertama:
a) Penutup Luka · Kassa steril · Bantalan kassa b) Pembalut
· Pembalut gulung/ pita · Pembalut segitiga/ mitella · Pembalut tabung/ tubuler
c) Cairan Antiseptik
· Alkohol 70% · Povidone iodone 10% d) Cairan Pencuci Mata
· Boorwater · Betadine
e) Peralatan Stabilisasi
· Bidai
· Papan spinal panjang
· Papan spinal pendek
f) Gunting
g) Pinset
h) Senter
i) Kapas
j) Selimut
k) Kartu penderita
l) Alat tulis
m) Oksigen
n) Tensimeter dan Stetoskop
Tensimeter Stetoskop o) Tandu
ANATOMI DAN FAAL DASAR
Anatomi ( Susunan Tubuh )
Ilmu yang mempelajari susunan tubuh dan bentuk tubuh atau ilmu urai. Faal Tubuh ( Fisiologi )
Ilmu yang mempelajari faal ( fungsi ) bagian dari alat atau jaringan tubuh. Posisi Anatomis
Dibagi menjadi 3 bidang khayal yang dipakai untuk membagi tubuh menjadi 2 bagian masing-masing:
1. Bidang Medial
2. Bidang Frontal
3. Bidang Transversal
Bagian Tubuh
Tubuh manusia dikelilingi oleh kulit dan diperkuat oleh rangka. Secara garis besar, tubuh manusia dibagi menjadi:
1. Kepala terdiri dari: tengkorak, wajah, dan rahang bawah
2. Leher
3. Batang tubuh terdiri dari: dada, perut, punggung, dan panggul
4. Anggota gerak atas terdiri dari: sendi bahu, lengan atas, lengan bawah pergelangan tangan dan tangan
5. Anggota gerak bawah terdiri dari: sendi panggul, tungkai atas, lutut tungkai bawah, pergelangan kaki dan kaki.
Rongga Tubuh terdiri dari:
1. Rongga Tengkorak
2. Rongga Tulang Belakang
3. Rongga Dada
4. Rongga Perut
5. Rongga Panggul
Pembagian Rongga Perut ( Abdomen )
1. Kwadran kanan atas berisi: hati, kandung empedu, pancreas dan usus
2. Kwadran kiri atas berisi: lambung, limpa dan usus
3. Kwadran kanan bawah berisi: terutama organ usus termasuk usus buntu
4. Kwadran kiri bawah berisi: terutama usus
BEBERAPA SISTEM PADA TUBUH MANUSIA:
1. Sistem Rangka ( Skelekton )
a. Klasifikasi Tulang:
· Tulang pipa contoh: tulang paha dan lengan atas
· Tulang pendek contoh: tulang jari
· Tulang pipih contoh: tulangrusuk
· Tulang tak berurutan contoh: tulang pergelangan tangan
· Tulang sesamoid contoh: tulang tengkorak
b. Pembagian Sistem Rangka:
· Tulang kepala
· Rangka dada
· Tulang belakang dan panggul
· Tulang anggota gerak atas
· Tulang anggota gerak bawah
c. Susunan Rangka:
· Tengkorak otak
· Tengkorak wajah
· Tulang belakang
· Rangka dada
· Tulang panggul
· Anggota gerak atas
· Anggota gerak bawah
d. Fungsi Kerangka:
· Menopang bagian tubuh
· Melindungi organ tubuh
· Tempat melekat otot dan pergerakan tubuh
· Member bentuk bangunan tubuh
2. Sistem Otot ( Muskularis )
Pengertian
Suatu organ yang memungkinkan tubuh dapat bergerak. Terdiri dari sekitar 600 otot yang digolongkan menjadi:
· Otot rangka ( otot serat lintang, otot lurik )
· Otot polos
· Otot jantung
Fungsi tonus otot:
· Memelihara sikap perut dan posisi tubuh
· Menahan rongga perut oleh otot-otot perut
· Menahan tekanan darah oleh otot-otot dinding pembuluh darah
Bagian otot:
· Kepala otot
· Empal otot
· Ekor otot
3. Sistem Pernapasan ( Respirasi )
Pengertian
Semua yang berhubungan dengan proses pernapasan dalam (pertukaran gas yang terjadi di dalam jaringan ) maupun luar ( pertukaran gas oksigen dan karbondioksida di dalam paru-paru )
Susunan:
· Saluran pernapasan atas
· Saluran pernapasan bawah
· Paru-paru
· Otot-otot pernapasan
· Alveoli
· Otak
Fungsi:
· Mengambil oksigen untuk diedarkan ke seluruh tubuh
· Mengeluarkan karbondioksida
· Menghangatkan dan melembabkan udara ( hidung )
Cara pernapasan:
· Pernapasan dada:ketika bernapas rangka dada bergerak membesar
· Pernapasan perut:ketika bernapas, sekat rongga dada bergerak turun naik dipacu oleh perubahan dalam perut
4. Sistem Peredaran Darah ( Sirkulasi )
Sistem peredaran darah terdiri dari:
· Jantung
· Pembuluh darah
· Darah dan komponennya
· Saluran limfe
Pembuluh darah dibagi 3:
· Pembuluh darah nadi( Arteri )
· Pembuluh darah balik( Vena )
· Pembuluh darah rambut( Kapiler )
Fungsi darah: · Alat pengangkut O2 dan CO2 · Pertahanan tubuh · Mengedarkan panas ke seluruh tubuh · Membantu membedakan darah bila terjadi luka Komposisi darah:
· Air 9%
· Protein 3%
· Mineral 0,9%
· Bahan organic 0,1%
Jumlah darah dalam tubiuh berkisar kurang lebih13X berta badan atau sekitar 8%
Peredaran darah dibagi 2:
· Peredaran darah kecil: jantung-paru-paru-karbondioksida-jantung
· Peredaran darah besar: jantung-pembuluh nadi-seluruh tubuh-pembuluh balik-jantung
5. Sistem Saraf ( Nervus )
Pengertian
Organ yang berfungsi untuk melakukan koordinasi dan kerjasama dengan bagian tubuh
Pembagian sistem saraf:
· Susunan saraf pusat
· Susunan saraf tepiv
Fungsi:
a) Sensorik: menerima rangsangan dilakukan oleh panca indera
b) Motorik: mengatur tubuh bergerak, integrasi, mengendalikan sistem lain tubuh, mengatur kesadaran, ingatan, bahasa dan emosi
6. Sistem Pencernaan ( Digenstif )
Pengertian
Saluran yang menerima makanan dari luar untuk diserap oleh tubuh dengan jalan dicerna dengan bantuan enzim dan zat cair dari mulut sampai anus.
Organ getah pencernaan:
· Kelenjar ludah
· Kelenjar getah lambung
· Kelenjar hati
· Kelenjar pancreas
· Kelenjer getah usus
Fungsi
Alat pencernaan harus mengolah makanan menjadi zat gizi yang kemudian dapat diserap ke dalam darah.
7. Sistem Kelenjar Buntu ( Endokrin )
Pengertian
Kelenjar yang mengirimkan hasil sekresinya ke dalam darah dalam jaringan kelenjar tanpa melalui saluran dan hasil sekresi iini disebut hormon.
Organ endokrin:
· Kelenjar hipofise
· Kelenjar tiroid dan para tiroid
· Kelenjar supraneral
· Kelenjar timus
· Kelenjar pinealis
· Kelenjar kelamin
Fungsi:
· Mengahsilkan hormone
· Mengendalikan kerja kelenjar tubuh
· Merangsang kerja kelenjar tubuh
· Merangsang pertumbuhan jaringan
· mengatur metabolisme
8. Sistem Kemih ( Urinaria )
Pengertian
Proses penyaringan darah untuk menyerap zat yang digunakan tubuh dan membebaskan dari zat yang tidak digunakan tubuh.
Susunan:
· Ginjal
· Ureter
· Kandung kemih
· Uretra
9. Kulit
Pengertian
Lapisan jaringan pada bagian luar yang menutupi dan melindungi permukaan tubuh.
Susunan:
· Lapisan kulit ari
· Lapisan kulit jangat
· Lapisan bawah kulit
Fungsi:
· Mencegah cidera
· Perlindungan terhadap mikroorganisme
· Mempertahankan suhu tubuh
· Mengatur keseimbangan cairan
· Alat indera: raba, tekanan, suhhu dan nyeri
10. Panca Indera
Pengertian
Organ untuk menerima jenis rangsangan tertentu.
Macam-macam panca indera:
· Indera penglihatan( mata )
· Indera pendengaran( telinga )
· Indera penciuman( hidung )
· Indera pengecap( mulut )
· Indera peraba( kulit )
11. Sistem Reproduksi
Pengertian
organ reproduksi membentuk traktus genitalia yang berhubungan dengan urinarius
PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K)
Langkah-langkah dasar
Jangan pindahkan atau ubah posisi orang yang terluka, terutama bila luka-lukanya terjadi karena jatuh, jatuh dari ketinggian dengan keras atau kekerasan lain. Pindahkan atau ubah posisi penderita hanya apabila tindakan anda adalah untuk menyelamatkan dari bahaya lain. Bertindaklah dengan cepat apabila penderita mengalami pendarahan, kesulitan bernapas, luka bakar atau kejutan. Baringkan penderita, dan selimuti agar tetap hangat, tetapi jangan sampai terlalu panas. Apabila penderita muntah-muntah dan anda yakin bahwa tidak ada kemungkinan terdesak, hubungi dokter dan tanyakan langkah-langkah apa yang harus anda ambil sebelum dokter tiba di tempat si penderita. Periksalah keadaan penderita dengan teliti dan hati-hati, jangan melepas pakaian dari penderita luka bakar.
Jangan mencuci luka bakar tahap tiga (luka bakar tahap tiga adalah luka bakar yang telah merusak lapisan kulit yang terdalam). Segera balut luka dengan penutup steril. Jangan berikan cairan apapun kepada penderita yang pingsan atau setengah pingsan. Cairan dapat memasuki saluran pernapasan dan mengakibatkan kesulitan bernapas bagi penderita. Jangan mencoba menyadarkan orang yang pingsan dengan menampar wajahnya, menggoncang-goncangkan tubuhnya atau bahkan berteriak. Jangan berikan alkohol pada penderita yang mengalami luka parah.
Menghentikan Pendarahan
Hentikan pendarahan dengan cara menekan luka atau sekitar luka. Apabila luka terlalu lebar, mungkin anda harus menekan luka itu sendiri agar pendarahan segera terhenti. Tekan terus-menerus. Jangan melepas tekanan tiap sebentar hanya untuk melihat apakah pendarahan sudah berhenti. Kalau luka terdapat di kaki atau tangan, naikkan tangan atau kaki sehingga posisinya lebih tinggi dari kepala. Lakukan hal ini bila anda yakin tidak ada bahaya lain, karena ini akan mengurangi aliran darah. Apabila setelah diberikan tekanan pendarahan masih belum berhenti, mungkin nadi atau pembuluh darah balik terputus, tekan nadi yang di dekat luka, untuk menghentikan aliran darah dari jantung ke tempat lain.
Ø Apabila luka di sekitar telapak tangan dan jari-jari tangan, tekan nadi di pergelangan tangan.
Ø Apabila luka terdapat di lengan, tekankan tangan anda pada nadi di ketiak, tekan pada bagian belakang telapak tangan anda,
nadi yang terdapat di pangkal paha bagian depan agak ke bawah (selangkangan).
Ø Apabila luka terdapat di wajah, tekankan jari anda pada nadi di bawah rahang bawah.
Ø Apabila luka terdapat pada kulit bagian atas kepala, tekan nadi di samping kepala tepat di depan telinga.
Ø Apabila luka terdapat di leher atau kepala bagian belakang, tekan nadi di leher di bawah telinga.
Gunakan semacam sapu tangan yang diikatkan pada nadi dekat bagian yang luka adalah cara lain untuk menghentikan pendarahan. Untuk luka di lengan, gunakan sapu tangan dan lipat kira-kira selebar telapak tangan untuk mengikat lengan atas sedikit di bawah ketiak. Untuk luka di kaki, buat ikatan yang kuat sedikit di bawah pangkal paha. Ikatan sapu tangan ini hendaknya cukup kuat untuk menghentikan pendarahan. Lepas ikatan setiap sepuluh menit, selama satu menit. Jika pada saat dilepas tidak terjadi lagi pendarahan, jangan ikat lagi nadi tersebut.
Pernafasan Buatan Mulut ke Mulut
Singkirkan segala sesuatu yang mungkin mengganggu pernafasan penderita, misalnya makanan, gula-gula atau lumpur. Baringkan penderita dalam posisi terlentang. Buka mulut penderita dengan cara menguakkan rahangnya. Jaga agar selama dilakukan pernafasan buatan mulut selalu dalam keadaan terbuka. Tutup lubang hidung penderita. Tiup mulut penderita dan lepaskan mulut anda dari mulut penderita serta perhatikan apakah mulut penderita mengeluarkan kembali udara yang anda tiupkan. Jika tidak, periksa sekali lagi barangkali masih terdapat sesuatu yang menghalangi pernafasan di dalam mulut penderita. Untuk orang dewasa lakukan 12 tiupan selama satu menit, dan untuk anak-anak diperlukan 20 tiupan tiap menit.
Membantu Denyut Jantung
Lakukan pengurutan segera setelah jantung berhenti berdenyut. Letakkan kedua telapak tangan anda dalam posisi saling bertumpuk di bagian paling bawah dada penderita. Tekan dengan telapak tangan bawah sedalam kurang lebih 5 cm. Ulangi tekanan. Lakukan 60 tekanan dalam 1 menit.
Penderita Schok/Terkejut
Apabila seseorang mengalami schok, wajahnya akan tampak pucat, tubuhnya dingin dan berkeringat. Nafasnya memburu. Usahakan untuk membaringkan dan menempatkan kakinya pada posisi yang lebih tinggi daripada kepala, kecuali apabila terdapat luka di kepalanya. Selimuti tubuhnya agar hangat, tetapi jangan sampai terlalu panas untuknya. Berikan minuman tak beralkohol kepada penderita dengan menambahkan gula atau garam pada minuman tersebut, apabila penderita dalam keadaan benar-benar sadar. Ajaklah penderita bercakap-cakap atau bujuklah dengan kalimat-kalimat yang menyenangkan sambil menggenggam tangannya.
Tersedak Makanan
Berdirilah di belakang penderita dan peluklah pinggangnya dengan kedua tangan.biarkan kepala dan tubuh bagian atasnya menggantung kedepan.kepalakan salah satu tangan anda dan tekan kepala ini pada perut bagian atas,tepat dibawah tulang iga dan diatas pusat. Tarik kuat-kuat kepalkan tangan anda ke arah atas. Ulangi beberapa kali hingga makanan keluar dari tenggorokan penderita.
Bahan Kimia Atau Serangga Mengenai Mata
Baringkan korban dan tuangkan air kedalam matanya untuk menghilangkan bahan kimianya, kemudian kompreslah dengan kain kasa steril dan segera ke dokter. Jika serangga yang mengenai mata, ambillah dengan ujung saputangan bersih. Namun jika masih terasa tidak enak, Padahal benda asing tidak tampak, segeralah ke dokter. Jangan sekali-kali mengusap mata yang terkena bahan kimia atau serangga dengan tangan telanjang.
Digigit Binatang
Cucilah bekas gigitan dengan air yang mengalir,dan tangkaplah binatang yang mengigit korban untuk diperiksa, terutama anjing pembawa rabies. Bagian tubuh yang biasa terkena kejang antara lain : jari kaki, jari tangan, hidung dan kuping. Penyebab utamanya karena kedinginan. Adapun gejalanya, kulit pucat atau kebiruan dan mati rasa pada bagian tertentu. Untuk mengatasinya, selimuti korban dengan kain hangat dan usahakan tetap kering (sebaiknya di dalam ruangan tertutup. Kemudian berilah air hangat, dan jangan sekali-kali menggunakan botol berisi air panas atau mendekatkan korban dengan kompor pemanas karena dapat mengakibatkan luka bakar. Biarkan korban istirahat,dan jika terasa sakit segera bawa ke dokter.
Kemasukan Benda Di Hidung atau Telinga
Benda jangan didorong ke dalam, bila hendak mengeluarkannya.jangan mencoba mengeluarkan benda yang keras dan licin seperti kelereng. Namun bila bendanya empuk dan letaknya tidak terlalu dalam dapat dikeluarkan dengan pinset . Cara lain adalah dengan menyuruhnya bersin. Jika benda tetap bersarang, sebaiknya segera dibawa ke dokter.
Keracunan Berilah minum (air biasa,susu ,atau kelapa )sebanyak mungkin hingga korban bisa muntah, dan bawalah ke dokter. Meski demikian, tidak selalu korban muntah. Kram Panas
Orang yang bekerja di tempat panas, biasanya mengalami kram pada bagian tubuhnya. Untuk mencegahnya, usahakan agar mereka banyak minum air dingin yang diberi sedikit garam. Adapun gejala orang terkena kram panas, biasanya kaki dan punggung terasa kaku, serta sulit bernafas mengatasinya dengan memindahkan korban keruangan dingin dan berilah minum air dingin tambahkan sedikit garam sambil dipijat bagian tubuhnya yang kaku.
Luka Bakar
Berilah air dingin atau es ditempat yang terbakar, jika lukanya masih tahap pertama, hingga rasa sakit hilang. Jika lukanya sudah melepuh, lepaskan semua pakaiannya tutup dengan kain dingin hingga sakitnya hilang, kemudian bawa ke rumah sakit.
Luka Infeksi
Kompreslah dengan air garam panas, agar nanah segera keluar. Namun jika kelenjar di ketiak dan dan selangkangannya terasa sakit, segera bawa ke dokter karena infeksi sudah menjalar serius.
Luka Lecet dan Tersayat
Cucilah dengan air dan sabun, dan tutuplah luka dengan plester atau band aid, tensoplast. Namun jika luka besar, harus segera ditangani dokter.
Patah Tulang
Lindungilah agar dapat menyelamatkan korban dan luka yang lebih parah. Jangan mencoba mengangkat atau memindahkan badan korban jika belum mahir melakukannya. Jika tulang belakang yang patah, korban hanya boleh diusung dengan hati-hati dalam posisi terbaring di atas alas keras. Untuk patah tulang rahang, angkatlah rahang bawah hingga gigi atas dan bawah bersatu, lalu diikat dan dibawa ke dokter. Patah tulang selangka, balut seperti balutan ransel, dan segera bawa ke dokter. Adapun patah tulang tangan atau kaki, gunakan tongkat atau setumpuk Koran guna menyangga, dan balutlah sebelum memperoleh pertolongan dokter.
Pendarahan
Kompreslah luka dengan kain suci hama hingga pendarahan berhenti, atau angkatlah bagian tubuh yang luka lebih tinggi dari bagian tubuh lainnya. Untuk pendarahan berat, cepatlah tekan lukanya kuat-kuat dengan kain bersih, kemudian bersihkandan balut sebelum membawanya ke dokter.
Pingsan
Baringkan korban di tempat tidur atau di lantai, agar korban tidak melukai dirinya. Lepaskan baju yang melekat pada dirinya, letakkan kepala menghadap samping dan jangan letakkan benda kasar diantara giginya. Jika sawan tidak segera berhenti, segeralah ke dokter.
Sengatan Matahari
Hindarkan korban dari shock dan segera pindahkan ke ruangan dingin namun jangan sampai badannya terlalu kedinginan. Kalau mukanya nampak merah, letakkan kepalanya agak tinggi, dan sebaiknya kalau mukanya nampak pucat, letakkan kepalanya lebih rendah. Bila kulit menegang, gosoklah dengan salep anti sengatan matahari. Jika kulit panas sekali hingga melepuh, sebaiknya dirawat dokter.
Sengatan Serangga
Bekas sengatan lebah, biasanya berbahaya jika terpegang jari karena kemungkinan masih mengandung bisa. Sebaiknya menggunakan pinset. Bekas gigitan lebah, berilah salmiak atau ammonium untuk menghilangkan gatal dan mencegah bengkak. Namun jika bengkak telah muncul, kompreslah segera dengan es. Jika korban alergi terhadap sengatan serangga tertentu, segeralah meminta pertolongan dokter.
Schok
Schok biasanya terjadi bersamaan dengan kehilangan darah amat banyak, kesulitan pernapasan, terbakar dan lain-lainnya. Gejala penyakit ini dapat menyerang siapapun dan di manapun. Untuk schok karena aliran listrik, segeralah putuskan hubungan strum. Kemudian jauhkan korban dari aliran listrik tersebut, dan bantulah pernafasan dengan “bantuan mulut ke mulut”. Jika korban tampak kedinginan, berilah selimut. Sebaiknya jika kepanasan sinar matahari, lindungilah di tempat yang teduh.
Tenggelam
Jika mungkin, berilah korban bantuan nafas lewat mulutnya ketika masih dalam air, dan begitu keluar dari air. Bila perut korban nampak kembung, letakkan korban di atas perut dan tangan di bawah perutnya untuk mengangkat korban. Jika korban tidak bergerak, maka harus segera diberi bantuan nafas di rumah sakit, karena harus dilakukan oleh yang ahli.
Terkilir
Letakkan bagian tubuh terkilir lebih tinggi dari bagian tubuh lainnya, untuk mencegah pembengkakan dan pendarahan dari dalam, lalu segera meminta pertolongan ahli atau dokter. Khusus untuk lutut yang terkilir, segera bawa ke dokter, karena jika ditangani oleh yang kurang professional, akan berakibat buruk di kemudian hari.
Tertelan
Tidak perlu memberinya minuman atau makanan banyak atau bahkan obat murus untuk mencuci perut korban. Perhatikan, apakah benda tersebut telah ada pada kotoran yang dibuangnya. Namun bila muntah-muntah dan perutnya terasa sakit dan tertahan di leher, korban harus segera dibawa ke dokter.
Pencegahan Penyakit
Setiap orang dapat melakukan pencegahan penyakit terutama dengan memelihara kebersihan (sanitasi) lingkungan dan menu makanan. Sebab banyak kasus menunjukkan bahwa infeksi yang sering terjadi pada sistem pencernaan, ditularkan dari orang ke orang hanya karena yang tercemar sanitasi yang buruk dan makanan.
PEDOMAN P3K
P= Penolong mengamankan dirisendiri dahulu sebelum bertindak
A= Amankan korban dari gangguan sehingga bebas dari bahaya
T= Tandai tempat kejadian sehingga orang tahu ada kecelakaan
U= Usahakan menghubungi ambulan, dokter, Rumah sakit dan yang berwajib
T= Tindakan terhadap korban dalam urutan yang paling tepat.
Hal–hal yang harus diperhatikan si penolong
Ø Penolong harus dapat menilai situasi
Ø Penolong harus dapat mengenal kondisi korban dan prioritasnya
Ø Penolong harus segera memberi pertolongan sesuai keadaan korbanv Ø Penolong mengatur dan merencanakan transportasi
Ø Tindakan paling awal adalah membebaskan jalan nafas dan mempertahankan saluran pernafasan, bila pernafasan berhenti lakukan nafas buatan
PELAKSANAAN P3K
1.Periksa kesadaran
2.Periksa pernafasan
3.Periksa tanda-tanda perdarahan dan peredaran darah
4.Periksa keadaan lokal seperti, patah tulang, lukadsb.
5.Tanyakan pada korban apakah ada rasa nyeri,linu,sakit,luka, dll.
Senin, 07 Oktober 2013
MATERI PERTOLONGAN PERTAMA
MATERI PERTOLONGAN PERTAMA
Tujuan Pertolongan Pertama
Menyelamatkan jiwa penderita
Mencegah cacat
Memberikan rasa nyaman dan menunjang proses penyembuhan
Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu
Dalam perkembangannya tindakan pertolongan pertama diharapkan menjadi bagian dari suatu sistem yang dikenal dengan istilah Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu, yaitu sistem pelayanan kedaruratan bagi masyarakat yang membutuhkan, khususnya di bidang kesehatan.
Komponen Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu:
Akses dan Komunikasi
Masyarakat harus mengetahui kemana mereka harus meminta bantuan, baik yang umum maupun yang khusus.
Pelayanan Pra Rumah Sakit
Secara umum semua orang boleh memberikan pertolongan.
Klasifikasi Penolong:
a. Orang Awam
Tidak terlatih atau memiliki sedikit pengetahuan pertolongan pertama
b. Penolong pertama
Kualifikasi ini yang dicapai oleh KSR PMI
c. Tenaga Khusus/Terlatih
Tenaga yang dilatih secara khusus untuk menanggulangi kedaruratan di Lapangan
Tansportasi
Mempersiapkan penderita untuk ditransportasi
Dasar Hukum
Pasal 531 K U H Pidana
“Barang siapa menyaksikan sendiri ada orang didalam keadaan bahaya maut, lalai memberikan atau mengadakan pertolongan kepadanya sedang pertolongan itu dapat diberikannya atau diadakannya dengan tidak akan menguatirkan, bahwa ia sendiri atau orang lain akan kena bahaya dihukum kurungan selama-lamanya tiga bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp 4.500,-. Jika orang yang perlu ditolong itu mati, diancam dengan : KUHP 45, 165, 187, 304 s, 478, 525, 566”
Folded Corner: Pasal 531 K U H Pidana “Barang siapa menyaksikan sendiri ada orang didalam keadaan bahaya maut, lalai memberikan atau mengadakan pertolongan kepadanya sedang pertolongan itu dapat diberikannya atau diadakannya dengan tidak akan menguatirkan, bahwa ia sendiri atau orang lain akan kena bahaya dihukum kurungan selama-lamanya tiga bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp 4.500,-. Jika orang yang perlu ditolong itu mati, diancam dengan : KUHP 45, 165, 187, 304 s, 478, 525, 566”Di dalam undang-undang ditemukan beberapa pasal yang mengatur mengenai Pertolongan Pertama, namun belum dikuatkan dengan peraturan lain untuk melengkapinya. Beberapa pasal yang berhubungan dengan Pertolongan Pertama antara lain :
Persetujuan Pertolongan
Saat memberikan pertolongan sangat penting untuk meminta izin kepada korban terlebih dahulu atau kepada keluarga, orang disekitar bila korban tidak sadar. Ada 2 macam izin yang dikenal dalam pertolongan pertama :
Persetujuan yang dianggap diberikan atau tersirat (Implied Consent)
Persetujuan yang diberikan pendarita sadar dengan cara memberikan isyarat, atau penderita tidak sadar, atau pada anak kecil yang tidak mampu atau dianggap tidak mampu memberikan persetujuan
Pesetujuan yang dinyatakan (Expressed Consent)
Persetujuan yang dinyatakan secara lisan maupun tulisan oleh penderita.
Alat Perlindungan Diri
Keamanan penolong merupakan hal yang sangat penting, sebaiknya dilengkapi dengan peralatan yang dikenal sebagai Alat Perlindungan Diri antara lain :
a. Sarung tangan lateks
c. Baju pelindung
Mengamankan tubuh penolong dari merembesnya carian tubuh melalui pakaian.
d. Masker penolong
masker
Mencegah penularan penyakit melalui udara
e. Masker Resusitasi Jantung Paru
masker2
Masker yang dipergunakan untuk memberikan bantuan napas
f. Helm
hlm
Mencegah benturan di kepala ketika melakukan pertolongan.
DASAR PERTOLONGAN PERTAMA
Pertolongan Pertama
Pemberian pertolongan segera kepada penderita sakit atau korban kecelakaan yang memerlukan penanganan medis dasar untuk mencegah cacat atau maut.
Tujuan Pertolongan Pertama
Menyelamatkan jiwa penderita
Mencegah cacat
Memberikan rasa nyaman dan menunjang proses penyembuhan
Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu
Dalam perkembangannya tindakan pertolongan pertama diharapkan menjadi bagian dari suatu sistem yang dikenal dengan istilah Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu, yaitu sistem pelayanan kedaruratan bagi masyarakat yang membutuhkan, khususnya di bidang kesehatan.
Komponen Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu:
Akses dan Komunikasi
Masyarakat harus mengetahui kemana mereka harus meminta bantuan, baik yang umum maupun yang khusus.
Pelayanan Pra Rumah Sakit
Secara umum semua orang boleh memberikan pertolongan.
Klasifikasi Penolong:
a. Orang Awam
Tidak terlatih atau memiliki sedikit pengetahuan pertolongan pertama
b. Penolong pertama
Kualifikasi ini yang dicapai oleh KSR PMI
c. Tenaga Khusus/Terlatih
Tenaga yang dilatih secara khusus untuk menanggulangi kedaruratan di Lapangan
Tansportasi
Mempersiapkan penderita untuk ditransportasi
Dasar Hukum
Pasal 531 K U H Pidana
“Barang siapa menyaksikan sendiri ada orang didalam keadaan bahaya maut, lalai memberikan atau mengadakan pertolongan kepadanya sedang pertolongan itu dapat diberikannya atau diadakannya dengan tidak akan menguatirkan, bahwa ia sendiri atau orang lain akan kena bahaya dihukum kurungan selama-lamanya tiga bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp 4.500,-. Jika orang yang perlu ditolong itu mati, diancam dengan : KUHP 45, 165, 187, 304 s, 478, 525, 566”
Folded Corner: Pasal 531 K U H Pidana “Barang siapa menyaksikan sendiri ada orang didalam keadaan bahaya maut, lalai memberikan atau mengadakan pertolongan kepadanya sedang pertolongan itu dapat diberikannya atau diadakannya dengan tidak akan menguatirkan, bahwa ia sendiri atau orang lain akan kena bahaya dihukum kurungan selama-lamanya tiga bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp 4.500,-. Jika orang yang perlu ditolong itu mati, diancam dengan : KUHP 45, 165, 187, 304 s, 478, 525, 566”Di dalam undang-undang ditemukan beberapa pasal yang mengatur mengenai Pertolongan Pertama, namun belum dikuatkan dengan peraturan lain untuk melengkapinya. Beberapa pasal yang berhubungan dengan Pertolongan Pertama antara lain :
Persetujuan Pertolongan
Saat memberikan pertolongan sangat penting untuk meminta izin kepada korban terlebih dahulu atau kepada keluarga, orang disekitar bila korban tidak sadar. Ada 2 macam izin yang dikenal dalam pertolongan pertama :
Persetujuan yang dianggap diberikan atau tersirat (Implied Consent)
Persetujuan yang diberikan pendarita sadar dengan cara memberikan isyarat, atau penderita tidak sadar, atau pada anak kecil yang tidak mampu atau dianggap tidak mampu memberikan persetujuan
Pesetujuan yang dinyatakan (Expressed Consent)
Persetujuan yang dinyatakan secara lisan maupun tulisan oleh penderita.
Alat Perlindungan Diri
Keamanan penolong merupakan hal yang sangat penting, sebaiknya dilengkapi dengan peralatan yang dikenal sebagai Alat Perlindungan Diri antara lain :
a. Sarung tangan lateks
s-tangan Pada dasarnya semua cairan tubuh dianggap dapat menularkan penyakit.
b. Kaca mata pelindung
kacamata
Mata juga termasuk pintu gerbang masuknya penyakit kedalam tubuh manusia
c. Baju pelindung
Mengamankan tubuh penolong dari merembesnya carian tubuh melalui pakaian.
d. Masker penolong
masker
Mencegah penularan penyakit melalui udara
e. Masker Resusitasi Jantung Paru
masker2
Masker yang dipergunakan untuk memberikan bantuan napas
f. Helm
hlm
Mencegah benturan di kepala ketika melakukan pertolongan.
Info HIV & AIDS
Apakah HIV?
HIV merupakan singkatan dari ’human immunodeficiency virus’. HIV merupakan retrovirus yang menjangkiti sel-sel sistem kekebalan tubuh manusia (terutama CD4 positive T-sel dan macrophages– komponen-komponen utama sistem kekebalan sel), dan menghancurkan atau mengganggu fungsinya. Infeksi virus ini mengakibatkan terjadinya penurunan sistem kekebalan yang terus-menerus, yang akan mengakibatkan defisiensi kekebalan tubuh.
Sistem kekebalan dianggap defisien ketika sistem tersebut tidak dapat lagi menjalankan fungsinya memerangi infeksi dan penyakit- penyakit. Orang yang kekebalan tubuhnya defisien (Immunodeficient) menjadi lebih rentan terhadap berbagai ragam infeksi, yang sebagian besar jarang menjangkiti orang yang tidak mengalami defisiensi kekebalan. Penyakit-penyakit yang berkaitan dengan defisiensi kekebalan yang parah dikenal sebagai “infeksi oportunistik” karena infeksi-infeksi tersebut memanfaatkan sistem kekebalan tubuh yang melemah.
Apakah AIDS?
AIDS adalah singkatan dari ‘acquired immunodeficiency syndrome’ dan menggambarkan berbagai gejala dan infeksi yang terkait dengan menurunnya sistem kekebalan tubuh. Infeksi HIV telah ditahbiskan sebagai penyebab AIDS. Tingkat HIV dalam tubuh dan timbulnya berbagai infeksi tertentu merupakan indikator bahwa infeksi HIV telah berkembang menjadi AIDS. Apakah gejala-gejala HIV?
Sebagian besar orang yang terinfeksi HIV tidak menyadarinya karena tidak ada gejala yang tampak segera setelah terjadi infeksi awal. Beberapa orang mengalami gangguan kelenjar yang menimbulkan efek seperti deman (disertai panas tinggi, gatal-gatal, nyeri sendi, dan pembengkakan pada limpa), yang dapat terjadi pada saat seroconversion. Seroconversion adalah pembentukan antibodi akibat HIV yang biasanya terjadi antara enam minggu dan tiga bulan setelah terjadinya infeksi. Kendatipun infeksi HIV tidak disertai gejala awal, seseorang yang terinfeksi HIV sangat mudah menularkan virus tersebut kepada orang lain. Satu-satunya cara untuk menentukan apakah HIV ada di dalam tubuh seseorang adalah melalui tes HIV. Infeksi HIV menyebabkan penurunan dan melemahnya sistem kekebalan tubuh. Hal ini menyebabkan tubuh rentan terhadap infeksi penyakit dan dapat menyebabkan berkembangnya AIDS.
Kapankah seorang terkena AIDS? Istilah AIDS dipergunakan untuk tahap- tahap infeksi HIV yang paling lanjut. Sebagian besar orang yang terkena HIV, bila tidak mendapat pengobatan, akan menunjukkan tanda-tanda AIDS dalam waktu 8-10 tahun. AIDS diidentifikasi berdasarkan beberapa infeksi tertentu, yang dikelompokkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization) sebagai berikut:
Tahap I penyakit HIV tidak menunjukkan gejala apapun dan tidak dikategorikan sebagai AIDS. Tahap II (meliputi manifestasi mucocutaneous minor dan infeksi-infeksi saluran pernafasan bagian atas yang tak sembuh- sembuh)
Tahap III (meliputi diare kronis yang tidak jelas penyebabnya yang berlangsung lebih dari satu bulan, infeksi bakteri yang parah, dan TBC paru-paru), atau Tahap IV (meliputi Toksoplasmosis pada otak, Kandidiasis pada saluran tenggorokan (oesophagus), saluran pernafasan (trachea), batang saluran paru-paru (bronchi) atau paru-paru dan Sarkoma Kaposi). Penyakit HIV digunakan sebagai indikator AIDS.
Sebagian besar keadaan ini merupakan infeksi oportunistik yang apabila diderita oleh orang yang sehat, dapat diobati. Seberapa cepat HIV bisa berkembang menjadi AIDS? Lamanya dapat bervariasi dari satu individu dengan individu yang lain. Dengan gaya hidup sehat, jarak waktu antara infeksi HIV dan menjadi sakit karena AIDS dapat berkisar antara 10-15 tahun, kadang-kadang bahkan lebih lama. Terapi antiretroviral dapat memperlambat perkembangan AIDS dengan menurunkan jumlah virus (viral load) dalam tubuh yang terinfeksi.
HIV merupakan singkatan dari ’human immunodeficiency virus’. HIV merupakan retrovirus yang menjangkiti sel-sel sistem kekebalan tubuh manusia (terutama CD4 positive T-sel dan macrophages– komponen-komponen utama sistem kekebalan sel), dan menghancurkan atau mengganggu fungsinya. Infeksi virus ini mengakibatkan terjadinya penurunan sistem kekebalan yang terus-menerus, yang akan mengakibatkan defisiensi kekebalan tubuh.
Sistem kekebalan dianggap defisien ketika sistem tersebut tidak dapat lagi menjalankan fungsinya memerangi infeksi dan penyakit- penyakit. Orang yang kekebalan tubuhnya defisien (Immunodeficient) menjadi lebih rentan terhadap berbagai ragam infeksi, yang sebagian besar jarang menjangkiti orang yang tidak mengalami defisiensi kekebalan. Penyakit-penyakit yang berkaitan dengan defisiensi kekebalan yang parah dikenal sebagai “infeksi oportunistik” karena infeksi-infeksi tersebut memanfaatkan sistem kekebalan tubuh yang melemah.
Apakah AIDS?
AIDS adalah singkatan dari ‘acquired immunodeficiency syndrome’ dan menggambarkan berbagai gejala dan infeksi yang terkait dengan menurunnya sistem kekebalan tubuh. Infeksi HIV telah ditahbiskan sebagai penyebab AIDS. Tingkat HIV dalam tubuh dan timbulnya berbagai infeksi tertentu merupakan indikator bahwa infeksi HIV telah berkembang menjadi AIDS. Apakah gejala-gejala HIV?
Sebagian besar orang yang terinfeksi HIV tidak menyadarinya karena tidak ada gejala yang tampak segera setelah terjadi infeksi awal. Beberapa orang mengalami gangguan kelenjar yang menimbulkan efek seperti deman (disertai panas tinggi, gatal-gatal, nyeri sendi, dan pembengkakan pada limpa), yang dapat terjadi pada saat seroconversion. Seroconversion adalah pembentukan antibodi akibat HIV yang biasanya terjadi antara enam minggu dan tiga bulan setelah terjadinya infeksi. Kendatipun infeksi HIV tidak disertai gejala awal, seseorang yang terinfeksi HIV sangat mudah menularkan virus tersebut kepada orang lain. Satu-satunya cara untuk menentukan apakah HIV ada di dalam tubuh seseorang adalah melalui tes HIV. Infeksi HIV menyebabkan penurunan dan melemahnya sistem kekebalan tubuh. Hal ini menyebabkan tubuh rentan terhadap infeksi penyakit dan dapat menyebabkan berkembangnya AIDS.
Kapankah seorang terkena AIDS? Istilah AIDS dipergunakan untuk tahap- tahap infeksi HIV yang paling lanjut. Sebagian besar orang yang terkena HIV, bila tidak mendapat pengobatan, akan menunjukkan tanda-tanda AIDS dalam waktu 8-10 tahun. AIDS diidentifikasi berdasarkan beberapa infeksi tertentu, yang dikelompokkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization) sebagai berikut:
Tahap I penyakit HIV tidak menunjukkan gejala apapun dan tidak dikategorikan sebagai AIDS. Tahap II (meliputi manifestasi mucocutaneous minor dan infeksi-infeksi saluran pernafasan bagian atas yang tak sembuh- sembuh)
Tahap III (meliputi diare kronis yang tidak jelas penyebabnya yang berlangsung lebih dari satu bulan, infeksi bakteri yang parah, dan TBC paru-paru), atau Tahap IV (meliputi Toksoplasmosis pada otak, Kandidiasis pada saluran tenggorokan (oesophagus), saluran pernafasan (trachea), batang saluran paru-paru (bronchi) atau paru-paru dan Sarkoma Kaposi). Penyakit HIV digunakan sebagai indikator AIDS.
Sebagian besar keadaan ini merupakan infeksi oportunistik yang apabila diderita oleh orang yang sehat, dapat diobati. Seberapa cepat HIV bisa berkembang menjadi AIDS? Lamanya dapat bervariasi dari satu individu dengan individu yang lain. Dengan gaya hidup sehat, jarak waktu antara infeksi HIV dan menjadi sakit karena AIDS dapat berkisar antara 10-15 tahun, kadang-kadang bahkan lebih lama. Terapi antiretroviral dapat memperlambat perkembangan AIDS dengan menurunkan jumlah virus (viral load) dalam tubuh yang terinfeksi.
Cara Mencuci Tangan Dengan Benar
Cara Mencuci Tangan Dengan Benar
Mencuci tangan merupakan langkah yang cukup penting untuk mencegah penyebaran penyakit. Tangan merupakan salah satu jalur penularan berbagai penyakit menular seperti penyakit gangguan usus dan pencernaan (diare, muntah) dan berbagai penyakit lainnya yang dapat berpotensi membawa ke kematian.
Sangatlah penting mencuci tangan dengan cara yang benar karena kita bersentuhan dengan jutaan kuman setiap harinya. Beberapa langkah-langkah di bawah ini dapat diterapkan untuk mencuci tangan dengan cara yang benar:
Nyalakan keran, lebih diutamakan untuk menggunakan air yang tidak terlalu dingin atau air hangat yang mengalir
Gunakan sabun cuci tangan cair (lebih diutamakan daripada sabun batangan)
Gosokkan kedua tangan pada telapak,
punggung tangan,
sela-sela jari,
bagian bawah kuku
kedua ibu jari,
dan telapak tangan digosok dengan ujung jari selama 20 detik.
Basuh kedua tangan sampai bersih dengan air keran
Gunakan handuk untuk mengeringkan tangan
Matikan keran dengan menggunakan handuk karena Anda membuka keran dengan tangan Anda yang masih kotor Tangan Anda sudah bersih dan bebas kuman.
Mencuci tangan merupakan langkah yang cukup penting untuk mencegah penyebaran penyakit. Tangan merupakan salah satu jalur penularan berbagai penyakit menular seperti penyakit gangguan usus dan pencernaan (diare, muntah) dan berbagai penyakit lainnya yang dapat berpotensi membawa ke kematian.
Sangatlah penting mencuci tangan dengan cara yang benar karena kita bersentuhan dengan jutaan kuman setiap harinya. Beberapa langkah-langkah di bawah ini dapat diterapkan untuk mencuci tangan dengan cara yang benar:
Nyalakan keran, lebih diutamakan untuk menggunakan air yang tidak terlalu dingin atau air hangat yang mengalir
Gunakan sabun cuci tangan cair (lebih diutamakan daripada sabun batangan)
Gosokkan kedua tangan pada telapak,
punggung tangan,
sela-sela jari,
bagian bawah kuku
kedua ibu jari,
dan telapak tangan digosok dengan ujung jari selama 20 detik.
Basuh kedua tangan sampai bersih dengan air keran
Gunakan handuk untuk mengeringkan tangan
Matikan keran dengan menggunakan handuk karena Anda membuka keran dengan tangan Anda yang masih kotor Tangan Anda sudah bersih dan bebas kuman.
Langganan:
Postingan (Atom)